Jumat, 05 Juni 2020

Khalid Bin Walid : Biografi, Kecerdikan, Awal masuk Islam, Julukan pedang Allah, Panglima Terhebat, dan Kematiannya

            Khalid bin Walid merupakan orang yang sangat menguasai medan peperangan jika perang berlangsung. Saat masuk Islam, ia dikenal dengan julukan Pedang Allah Yang Terhunus karena kecerdikannya dalam berperang. Berikut profil dan biografi Khalid bin Walid secara singkat dan kisah perjuangannya dalam menegakkan agama Islam.


Baca Juga => Salahuddin Al - Ayyubi tentang Biografi, Pengepungan Yerusalem, Kepahlawanan dan Kebijaksanaan, Kematian


Biografi Khalid Bin Walid

Khalid Bin Walid

            Nama lengkapnya adalah Abū Sulaymān Khālid bin al-Walīd bin al-Mughīrah al-Makhzūmī. Ia diketahui lahir pada tahun 585 Masehi. Ayahnya bernama Walid bin al-Mughirah. Ibunya bernama Lubabah as-Saghirah. Khalid bin Walid berasal dari Bani Makhzum yang termasuk sebuah suku besar masyarakat Quraisy. Bani Makhzum mempunyai tugas mengurus masalah peperangan.

            Ditambah lagi Ayah Khalid Bin Walid adalah seorang yang kaya raya di Mekkah sehingga kehebatan dan fasilitas yang dimiliki keluarganya begitu menonjol. Khalid yang sejak awal menaruh minat besar pada dunia peperangan. Ia tidak bekerja sebagaimana pemuda lainnya.

            Tak hanya itu ketika musim dagang ke negeri Syam tiba, Khalid bin Walid tak pernah absen untuk pergi bersama kafilah dagang Mekkah ke Syam. Di sana ia justru memanfaatkan kesempatan untuk belajar strategi perang pada Romawi. Inilah yang membuat Khalid begitu mahir dalam bidang peperangan dan persenjataan.

            Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi Khalid, adalah istri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

 

Kecerdikan Khalid Dalam Perang Uhud

Khalid Bin Walid

            Pada tahun ketiga Hijriah, Keahlian Khalid bin Walid dalam berperang pun mulai terlihat Pada saat Perang Uhud. Dalam rangka untuk membalaskan dendamnya atas kekalahan kaum Quraisy pada saat Perang Badar, saat itu kaum Quraisy hampir saja menelan kekalahan untuk kedua kalinya.

            Akan tetapi pasukan pemanah kaum Muslimin yang berada di atas bukit menghianati amanah yang telah diberikan Rasulullah SAW. Mereka berfikir bahwa kaum Quraisy setelah mundur dari peperangan. Hingga akhirnya mereka turun dari bukit untuk mengambil harta rampasan perang.

            Di sinilah peran Khalid bin Walid sebagai sang pemimpin pasukan berkuda pun melihat menonjol. Celah yang terbuka yang ada di barisan kaum Muslimin dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Khalid bin Walid.

            Ia kemudian memimpin pasukan berkuda kaum Quraisy berbalik menyerang. Khalid mengambil arah memutar balik di balik bukit. Ia kemudian mampu menyerang pasukan Muslimin dari belakang. Hal yang dilakukan oleh Khalid bin Walid ini kemudian berhasil menekan pasukan muslimin.

            Sejak saat itu kehebatan Khalid bin Walid dalam berperang mulai diakui. Ia pun mulai mendapatkan perhatian dari Nabi Muhammad SAW. Hal ini terlihat pada saat umrah Qadha.

 

Baca Juga => Muhammad Al - Fatih: Biografi, Karakter, Penaklukan, Peradaban, dan Wafatnya


Awal Mula Khalid Bin Walid Masuk Islam

Khalid Bin Walid

            Pada tahun 7 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW memberikan komentar kepada saudara Khalid yang telah memeluk Islam. Setelah itu tercatat Khalid sering bertukar kabar dengan saudaranya. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan masuk Islamnya Khalid bin Walid. Rasulullah mengatakan kepada Al Walid yang menjadi saudara Khalid.

…Andai saudaramu Khalid masuk Islam maka kami akan jadikan ia pemimpin. – Rasulullah SAW

            Al-walid kemudian mengirimkan surat kepada Khalid bin Walid yang berisikan tentang ajaran-ajaran Islam dan kemuliaan Islam yang kemudian memotivasi Khalid.

            Maka di tahun selanjutnya tepat pada bulan Safar pada tahun 8 Hijriyah, Khalid bin Walid menjemput hidayahnya. Seorang diri ia berangkat ke Madinah untuk bersyahadat langsung di hadapan Nabi Muhammad SAW.

            Di tengah perjalanan, ia bertemu sahabatnya Amr Bin Ash yang juga ingin memeluk Islam. Maka Madinah begitu bergembira menyambut keislaman sang idola perang kota Mekah. Menyadari ketertinggalannya dalam menerima hidayah Islam, Khalid pun tak mau tertinggal oleh sahabat lainnya dalam meraih pahala dan Ridha Allah SWT.

 

Julukan Khalid Bin Walid Sang Pedang Allah Yang Terhunus

Khalid Bin Walid

            Dalam biografi Khalid bin Walid diketahui bahwa ia  berhasil menyelamatkan pasukan muslimin dari kekalahan. Ia kemudian terkenal dengan julukan sebagai atau Sayf Allāh al-Maslūl atau Pedang Allah Yang Terhunus.

            Pertempuran Mu'tah / Pertempuran Yarmuk adalah pertarungan pertama Khalid di dalam barisan tentara Muslim. Pertemuan tersebut mempertemukan tentara Muslim dan Bizantium yang telah membantai orang-orang Islam di wilayah Suriah.

            Orang-orang Romawi memobilisasi 200.000 prajurit untuk pertempuran tersebut, sementara tentara Muslim berkekuatan hanya 3.000 pejuang.

            Tiga komandan Muslim yang ditunjuk oleh Rasulullah berhasil menegakkan bendera Islam. Namun ketiganya terbunuh selama pertempuran, dan pasukan Muslim hampir kalah.

            Beruntung pendamping nabi Thabit ibn al-Arqam datang dan memberikan tampuk pimpinan kepada Khalid bin Walid yang memiliki pengalaman perang yang luas.

            Awalnya Khalid ragu-ragu untuk menerima jabatan tersebut. Dia mengatakan bahwa Thabit lebih layak mendapatkannya.

            Khalid menganggap dirinya tidak sesuai karena dia baru masuk Islam. Tapi Thabit dan para pejuang Muslim lainnya berkeras bahwa Khalid yang memimpin pasukan Muslim.

            Pada saat itu, kaum Muslim semakin dekat dengan kekalahan. Khalid tidak punya pilihan selain mundur untuk mencegah Kekalahan yang lebih besar.

            Dengan kemampuan milliternya, dia merombak sayap kanan dan kiri tentara Muslim. Dia juga membentuk sebuah divisi yang datang belakangan untuk menanamkan ketakutan di hati tentara Bizantium.

            Strategi itu dibuat agar divisi baru itu tampak seperti bala bantuan yang baru tiba di medan pertempuran.

            Setelah tentara Bizantium merasa ragu untuk menyerang, Khalid mundur dengan pasukannya dengan selamat ke Madinah.

            Di pertempuran inilah Rasulullah memberikan julukan Khalid as Sayf Allāh al-Maslūl atau Pedang Allah Yang Terhunus

 

Baca Juga => Ramadhan Terjadi Dua Kali di Tahun 2030 ?, Berikut Pejelasannya


Khalid Sang Panglima Islam terhebat

Khalid Bin Walid

            Pada saat pemerintahan Abu Bakar As Shiddiq, Khalid bin Walid dengan mudahnya menumpas gerakan nabi palsu dan memerangi nabi palsu yakni Musailamah al-Kazzab.

            Khalid terus mencetak prestasi prestasi gemilang di berbagai medan peperangan . Kepercayaan kaum muslimin selalu meningkat saat peperangan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.

            Melihat kondisi ini, Khalifah Umar Bin Khattab justru memiliki pertimbangan lain. Di perang Yarmuk, Khalifah Umar justru mencopot jabatan Khalid bin Walid sebagai panglima perang.

            Ini bukan karena hal buruk yang dilakukan Khalid melainkan karena sang khalifah tidak ingin kaum muslimin terlampau memuja Khalid, hingga melupakan ada Allah SWT..

            Di balik perintah tersebut, Khalid pun mengatakan hal yang begitu luar biasa, yakni :

…Tidak masalah, Karena saya berjuang bukan karena Umar, akan tetapi saya berjuang karena Allah SWT. Maka ujilah diri anda kalau betul ikhlas maka berjuang di mana-mana pun anda tidak akan menjadi masalah. – Khalid bin Walid

        Di bawah kepemimpinan panglima yang baru kali tetap memimpin pasukan muslimin dengan kecerdasannya ia atur strategi perang hingga pasukan muslimin berhasil menjatuhkan Imperium Romawi dan menguasai Al-Quds.

 

Kematian Khalid Bin Walid

Khalid Bin Walid

            Pasca penaklukan negeri Syam (Suriah), Khalid bin Walid lebih memilih tinggal di Homs, Suriah tanpa memiliki jabatan apapun. Walaupun telah berjasa terhadap kebesaran Islam, Ini menjadi sebuah bukti perjuangan Khalid yang tidak mengharapkan apapun selain ridho Allah SWT.

            Saat kematian hendak menjemputnya, ia berkata, “Aku telah turut serta dalam 100 perang atau kurang lebih demikian. Tidak ada satu jengkal pun di tubuhku, kecuali terdapat bekas luka pukulan pedang, hujaman tombak, atau tusukan anak panah. Namun lihatlah aku sekarang, akan wafat di atas tempat tidurku. Maka janganlah mata ini terpejam (wafat) sebagaimana terpejamnya mata orang-orang penakut. Tidak ada suatu amalan yang paling aku harapkan daripada laa ilaaha illallaah, dan aku terus menjaga kalimat tersebut (tidak berbuat syirik).” (Khulashah Tadzhib Tahdzibul Kamal oleh Shafiyuddin al-Anshari, Hal: 103).

            Pada tanggal 18 Ramadhan 21 H, Khalid bin al-Walid wafat. Umar bin al-Khattab sangat bersedih dengan kepergian Sang Pedang Allah. Ketika ada yang meminta Umar agar menenangkan wanita-wanita Quraisy yang menangis karena kepergian Khalid, Umar berkata, “Para wanita Quraisy tidak harus menangisi kepergian Abu Sulaiman (Khalid bin al-Walid).” (al-Bidayah wa an-Nihayah oleh Ibnu Katsir: 7/132).

            Setelah wafatnya, Khalid mendermakan senjata dan kuda tunggangannya untuk berjihad di jalan Allah (ath-Thabaqat al-Kubra oleh Ibnu Saad: 7/397).

             

Itulah sebuah artikel mengenai Khalid Bin Walid : Biografi, Kecerdikan, Awal masuk Islam, Julukan pedang Allah, Panglima Terhebat, dan Kematiannya, semoga bisa menambah wawasan ilmu baru lagi dan mohon maaf jika ada kesalahan kata

TERIMAH KASIH TELAH MEMBACA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa untuk memberikan komentar anda tentang Blog ini, agar Blog ini bisa dibuat lebih baik lagi, Terimah Kasih